SELAMAT BERSELANCAR BLOGGING asyik_gr1
test

Jumat, 04 Maret 2011

Tanggul Kali Lamong, Pemprov Suntik Rp3 Miliar

Posted On 19.06 by pesona giri 0 komentar

Tidak sedikit anggaran yang diperlukan untuk pembenahan tanggul Kali Lamong. Sedikitnya pemkab harus menyediahkan dana Rp17,5 miliar, untuk pembebasan lahan 35 hektar. Ironisnya Pemprov Jawa Timur hanya mampu menyuntik Rp3 miliar.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Gresik Tugas Husni Syarwanto mengatakan, anggaran itu merupakan estimasi. Sebab, untuk melakukan pembenahan tanggul Kali Lamong, pemkab kebagian pembebasan lahan. Sedang konstruksinya dari pemerintah pusat.

“Lahan seluas itu (35 ha) estimasinya untuk pembenahan tanggul sepanjang 6 kilometer di Desa Munggugianti, Kecamatan Benjeng dan 1 kilometernya di Desa Morowudi, Kecamatan Cerme,” ujarnya, kemarin.

Dijelaskan, hasil survei tanggul di Kali Lamong sangat kritis. Diperlukan pembangunan tanggul sekitar tujuh kilometer. Lebar lahan yang diperlukan untuk pembangunan tanggul di sebelah kiri dan kanan sungai sekitar 50 meter. Berarti lahan yang harus dibebaskan 350.000 meter persegi atau 35 ha

Saat ini anggaran yang tersedia kurang mencukupi. Bagian Administrasi Pemerintahan Gresik sempat menyebutk untuk pembebasan lahan APBD 2011 hanya Rp500 juta. Itupun dengan estimasi ganti rugi Rp50 ribu per meter persegi, maka total anggaran seluas 35 ha sekitar Rp17,5 miliar. Apalagi, permasalahan pembebasan lahan dinilainya seringkali dimanfaatkan pemilik lahan meminta harga tinggi.

“Apapun yang terjadi, kami usahakan pembebasan lahan dapat dimulai tahun ini. Selain dari pemprov, kami juga akan berusaha menyisihkan APBD,” tegas Tugas.

Terkait anggaran konstruksinya untuk perbaikan tanggul sepanjang 7 kilometer, Tugas menjelaskan, saat ini Balai Besar Bengawan Solo (B3S) menyiapkan anggaran sekitar Rp20 miliar.

“Dana miliaran rupiah itu termasuk anggaran pengerukan untuk normalisasi Kali Lamong serta anggaran kosntruksi pembangunan tanggul,” ujar Tugas seraya menjelaskan, bila dari 55 kilometer DAS Kali Lamong mulai perbatasan dengan Kabupaten Lamongan hingga hilir di Perairan Gresik, 24 kilometer diantaranya kondisi tanggulnya sudah kritis, dan 7 kilometer lagi hingga saat ini belum bertanggul.

Sedangkan Wakil Ketua DPRD Gresik Susiyanto yang dikonfirmasi menegaskan, bila siap mendukung upaya eksekutif untuk melakukan pembenahan Kali Lamong. Karena, bila tidak dilakukan pembenahan maka yang menjadi korban warga Kecamatan Benjeng, Balongpanggang, Cerme, hingga Kedamean.

“Aapapun alasannya, perbaikan Kali Lamong adalahkeharusan. Karena dapat dibayangkan betapa tersiksanya warga sekitar, dalam setiap tahunnya tergenangi luapan sampai delapan kali,” tegas Susiyanto.(ashadi ik)


Tak Cukup Kijang Innova, Abdul Hamid Pakai Mobdin Mantan Bupati

Posted On 18.45 by pesona giri 0 komentar

Anggota DPRD Gresik dibuat cemburu ulah Ketua Komisi C, Abdul Hamid. Pasalnya, mantan Bendahara Tim Sambari-Qosim, pasangan bupati pemenang, tidak cukup hanya mendapat mobil dinas sebagai ketua komisi berupa Kijang Innova, dia pun memakai mobil dinas mantan bupati, Honda Accord yang sempat dipakai Chusaini Mustas selaku staf ahli.

Atas dasar itulah para anggota DPRD mendesak Ketua Badan Kehormatan untuk mengusut tuntas penggunaan mobdin nopol W 638 AP tersebut. Diantaranya, Ketua Komisi A DPRD Suberi dan Chumaidi Maun, ketua F-PKB.

Suberi kepada wartawan mengungkapkan, pemakaian mobdin di lingkungan dewan sudah diatur oleh Bagian Perlengkapan. Sehingga dia terkejut tiba-tiba kolegnya Ketua Komisi C DPRD Gresik mengendarai mobdin mantan Bupati Robbach Ma'sum. Makanya, dia meminta Abdul Hamid yang juga anggota Fraksi Golkar tidak over acting seenaknya menggunakan mobdin milik kepala daerah.

“Sekalipun itu dilakuan karena memiliki kedekatan dengan dengan bupati. Jangan memanfaatkan kedekatan. Kami meminta hal tersebut tidak menjadi kebiasaan karena akan memperburuk nama besar wakil rakyat," tegas politisi Partai Demokrat itu kemarin.

Halnya dengan Ketua F-PKB, Chumaidi Maun. Dia sangat menyayangkan penampilan Abdul Hamid yang terkesan arogan. Dia menilai tindakan Abdul Hamid tidak mencerminkan seorang legislator dengan seenaknya menggunakan mobdi yang sebenarnya sudah mendapat jatah Kijang Innova.

"Itu meletakkan sesuatu yang tidak pada tempatnya, karena bukan haknya. Sehingga jadi salah dan terkesan arogan. Iya kan mentang-mentang karena merasa dekat dengan keuasaan," katanya seraya menambahkan, bila sebaiknya wakil rakyat harus menjaga perasaan masyarakat, atau jangan menggunakan "aji mumpung". Karena masyarakat sekarang sudah kritis tidak seperti jaman orde baru.

Menyikpai hal itu, Ketua Badan Kehormatan DPRD Gresik Asnun Taufiq yang dihubungi terpisah membenarkan jika anggota F-Golkar mengendarai mobdin Honda Accord W 638 AP eks Mantan Bupati Gresik, KH Robbach Ma'sum. Menurutnya tindakan Abdul Hami cukup arogan.

"Gaya-gaya pemerintahan yang lama ditinggalkan, jangan mentang-mentang dekat dengan bupati kemudian bisa menggunakan fasilitas negara seenaknya," kata Asnun.

Ia berpendapat, penampilan Hamid itu bisa memicu kecemburuan masyarakat dan menimbulkan efek buruk anggota DPR lainya. Karenanya dirinya hendak mengklarifikasi darimana Hamid bisa menggunakan fasilitas negara yang bukan haknya tersebut.

"Kita adalah wakil rakyat yang menggantungkan kepercayaan kepada rakyat yang memilih kita. Jika penampilan kita bermewah-mewahan apalagi fasilitas negara yang bukan haknya akan mencederai kepercayaan. Ok nanti kita klarifikasi," katanya.


Sayangnya, Kepala Bagian Perlengkapan Pemkab Gresik, Hari Soerjono dan Ketua Komisi C Abdul Hamid tidak bisa dihubungi untuk mengklarifikasi persoalan tersebut. Hari Soerjono tidak ada di ruang kerjanya ketika hendak dikonfirmasi. Sementara Abdul Hamid telepon selulernya tidak diangkat.(ashadi ik)


Kamis, 03 Maret 2011

Trotoar Wisata Religi Sunan Giri; Sedot Ratusan Juta, Kini Dipenuhi Rerumputan

Posted On 19.17 by pesona giri 1 komentar

Relokasi parkir kendaraan peziarah dari terminal bayangan Kawisanyar ke Sekarkurung diikuti dengan perbaikan fasilitas pendukung diantaranya trotoar pejalan kaki. Ratusan juta APBD digelontorkan ke proyek tersebut. Namun kini kondisinya cukup memprihatinkan.

Siang kemarin, serombongan bus bernopol Kudus, Jawa Tengah masukke Terminal Makan Sunan Giri di Desa Sekarkurung. Kendati terik mentari menyengat, para penumpang yang rata-rata berbaju koko dan berkopiyah berebut turun.

Diantaranya ada yang langsung menuju warung kopi untuk sekadar relaksasi, setelah menempuh perjalanan jauh. Ad juga yang langsung menyewa dokar yang banyak ditemui di terminal. Namun, tidak sedikit yang berjalan kaki, kendati untuk menuju Makam Sunan Giri jaraknyamasih sekitar 3 kilometer. Banyak juga yang ingin cepat sampai dengan naik ojek.

“Saya pilih jalan kaki saja. Lumayan untuk melemaskan kaki dan tubuh, setelah berjam-jam duduk,” aku Suparman, 34, peziarah dari Kudus.

Naik ojek untuk sekali jalan dengan 2 penumpang ongkosnya Rp4.000. Sedangkan untuk naik dokar satu penumpang Rp2.500. Sedangkan jalan kaki tidak perlu mengelurakan uang. Waktunya lebih lama sampai di makam Sunan Giri.

Kendati begitu, tidak semua pengunjung dari terminal bis Sekarkurung menuju situs makam Sunan Giri dengan naik kendaraan, baik ngojek maupun naik dokar. Alasannya, sudah berjam-jam naik di bis, sehingga butuh pelemasan kaki. Ada juga alasannya ingin bernapak tilas seperti saat jaman sunan dahulu.

Ironisnya, hamper sebagian besar enggan melewati jalan di trotoar yang sudah ada. Justru mereka memilih berjalan di ruas jalan. Keengganan mereka ternyata karena trotoar sepanjang 400 meter dari bibir pintu terminal itu ditumbuhi rumput, alang-alang dan tanaman perdu begitu rimbun. Rata-rata setinggi paha orang dewasa.

Para pengunjung khawatir diganggu hewan berbisa semacam ular, serangga dan yang lain. Bahkan sering juga trotoar itu digunakan parkiran dokar beberapa hari. Dengan kondisi itu, resiko peziara yang berjalan di badan jalan adalah mengganggu pengendara. Kendati belum ada data yang menyebut jumlah laka akibat berjalan di badan jalan, namunitu tetap bahaya.

“Ini berbahaya. Seharusnya pemda turun tangan untuk melakukan perbaikan,” ujar Abdul Salim, anggota BPD Giri, Kecamatan Kebomas.

Pernyataan Abdul Salim itu itu tidaklah berlebihan. Mengingat, selain kondisi itu menjadi pertaruhan layanan wisata Gresik, juga dibangun dengan biaya yang tidak sedikit. Bahkan, selain dari APBD Gresik juga digerojok dari APBN dalam program revitalisasi Wisata Religi Makam Sunan Giri dan Malik Ibrahim.

Saat itu, sekitar 2008, revitalisasi Makam Sunan Giri meliputi, perluasan jalan di Desa Kelangonan yang menelan dana hingga Rp6 miliar. Pembangunan trotoar dari Terminal Sekarkurung hingga Desa Kelanongan dengan estimasi biaya Rp1,2 miliar. Juga ada pembangunan jalan pintas di Desa Kelanongan yang biayanya tidak sedikit.

“Tapi untuk trotarnya sekarang rusak. Uda gitu dibiarkan. Ini justru merusak citra pelayanan wisata religi Gresik. Harusnya pemkab turun tangan dan jangan hanya diam,” ujar Yudi Santoso, Devisi Pemerintahan LSM Forum Kota (Forkot) Gresik.

Menyikpai hal itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup Gresik Siswadi Aprilianto ketika dihubungi melalui ponselnya berjanji akan mengecek lokasi. “Kami akan memerintahkan untuk turun sekaligus memfungsikan kembali trotoar tersebut dengan memotong rumput yang tumbuh diatas trotoar," ujarnya pendek.(ashadi ik)


67 % Terumbu Karang Perairan Gresik Rusak

Posted On 19.11 by pesona giri 0 komentar

Kondisi terumbu karang di perairan Gresik cukup memprihatinkan. Sekitar 67 persen rusak parah, akibat dari pencematan air laut dan penggunaan jarring trawl. Ironisnya lagi, tidak ada dana APBD yang dialokasikan pemulihan biota laut itu.

Kepala Bidang Kelautan Dinas Kelautan, Pertanian dan Perikanan (DKPP) Gresik, Iwan Lukito mengatakan, dari 83,5 hektare (ha) terumbu karang di laut Gresik, 67 persennya saat ini sudah rusak. Sebagian besar kerusakan terjadi di tepi laut atau daerah pesisir pantai dari Kebomas hingga Panceng.

“Terumbu karang itu mengalami coral bleaching atau pemutihan, dan perusakan oleh manusia. Sehingga, karang mati. Pemutihan karang terjadi karena polutan atau pencemaran dan global warming,” terangnya, kemarin.

Apalagi, lanjut Iwan Lukito, tingkat polusi laut Gresik sudah luar biasa, termasuk kapal buang sampah seperti oli di laut, dan limbah pabrik juga tinggi. Hal itu diperparah lagi pemanasan global. Karang-karang mati kemudian oleh penduduk dijadikan bahan bangunan.

“Kerusakan terumbu karang, efeknya jumlah populasi ikan kurang. Diantaranya hilangnya populasi kakap merah, sehingga mempngaruhi produksi ikan laut bagi nelayan Gresik. Terumbu karang memang habitat ikan, untuk bertelur dan mencari makan. S

udah dua tahun terakhir, populasi kakap merah di Gresik sudah menghilang,” ungkapnya.

Ironisnya, terumbu karang yang pernah dibuat sekarang sudah dirusak oleh trawl dan ditabrak kapal. Diantaranya, di Desa Ngimboh Kecamatan Ujungpangkah. DKPP Gresik sudah berupaya membuat sembilan titik terumbu karang, dan ikan kakap merah sudah banyak berdatangan, tapi kini sudah rusak kembali.

“Saat ini kondisi terumbu karang di Gresik yang masih bagus hanyalah di perairan Bawean. Sekitar 80 persen terumbu karang di Bawean masih bagus, karena memang di sana tidak ada pemcemaran,” tandas Iwan.

Disinggung anggaran perbaikan karang, Iwan mengatakan, pengajuannya ditolak panitia anggaran. Karena, besarnya APBD terbatas, sehingga tidak ada sepeserpun anggaran untuk pemulihan biota karang di Gresik dari APBD.

“Tapi kami akan usahakan bantuan dari pemprov maupun Kementerian Kelautan. Semoga ada bantuan yang bias dipakai untuk memperbaiki trumbu karang di Gresik,” tegas dia.

Sedangkan, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Siswadi Aprilianto mengatakan, bila trumbu karang itu rusak akibat adanya sejumlah industri besar yang membuang limbah cairnya ke laut. Padahal, harusnya sebelum dibuang ke laut harus ada proses yang dilalui.

“Izinnya dari Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) langsung, sebelum limbah dibuang ke laut tentu diolah dulu, hingga berada di bawah kadar berbahaya. Jika belum aman, tidak boleh limbah-limbah tersebut di buang ke laut,” terang Siswadi.(ashadi ik/SINDO)


Eksekusi Sihabuddin, Terpidana Korupsi Reklamasi, Alot

Posted On 12.09 by pesona giri 0 komentar

Kendati putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) sudah turun sejak satu bulan lalu, terpidana korupsi reklamasi Bawean Rp1,1 miliar, Sihabuddin belum dieksekusi. Jaksa beralasan, bila sampai Selasa (1/3) kemarin belum menerima salinan amar putusan dari PN.

“Perkara eksekusi itu mudah. Tetapi apa dasar kami melakukan eksekusi, wong sampai sekarang kami belum menerima salinan amar putusan dari PN. Kami hanya menerima surat pemeritahuan yang menyebutkan isi putusan,” ujar Wido Utomo, JPU saat ditemui di kantornya kemarin.

Di hadapan Kasi Pidsus Selvie Desty R, Wido mengungkapkan, bila sejak awal bulan lalu, pihaknya menerima surat pemberitahuan dari PN. Surat itu isinya memberitahukan putusan kasasi oleh hakim MA. Namun, pihaknya membutuhkan salinan amar putusan, karena mempelajari dasar pertimbangan putusan tersebut.

“Yang menjadi dasar eksekusi itu salinan putusan. Jadi kami bukan tidak mau melakukan eksekusi. Tetapi eksekusi itu dilakukan karena ada dasar salinan putusan MA,” tegasnya lagi.

Ditegaskan, bila untuk melakukan eksekusi atas putusan kasasi MA itu, pihaknya tidak memerlukan surat panggilan kepada terpidana. Namun, hal itu bias dilakukan dengan cara-cara kooperatif. Bila cara itu tidak direspon terpidana, maka bias dilakukan penjemputan paksa.

Menyikapi hal itu, pihak PN Gresik membatahnya dan menegaskan bila sudah mengirimkan surat salinan putusan tersebut. Untuk menyakinkan hal itu, Ketua PN Gresik Mulyani memanggil Panitera Sekretrais (Pansek) Suad dan Panitera Muda Pidana Ardi Koentjoro. Bahkan, Wakil Ketua PN Gresik Taswir juga ikut nyimbrung.

“Kami sudah mengirim pada 8 Pebruari 2011 lalu. Hanya kami tidak ada tanda terimanya dari jaksa. Tetapi, kami akan kirim lagi,kalau memang minta salinan putusan,” tukas Ardi Koetjoro kepada wartawan.

Wakil Ketua PN Gresik Taswir menambahkan, sebenarnya tidak ada persoalan bila eksekusi hanya berlandaskan surat pemberitahuan dari PN. Karena dalam surat pemberitahuan itu sudah memuat isi dari amar putusan kasasi MA.

“Mungkin mereka hanya beralasan saja. Tetapi, tidak ada persoalan, kami minta untuk dikirim ulang, meski sebenarnya surat pemberitahuan itu bias dipakai untuk dasar eksekusi,” katanya.



Lepas dari perbedaan pendapat antara jaksa dengan PN Gresik, namun memang putusan kasasi terkait Sihabuddin, satu dari tiga terpidana patut dipertanyakan. Karena, kasasi itu diputus tanggal dan hakim yang sama dengan Idang Buang Guntur, terpidana lain, namun beda turunnya. Padahalmereka satu berkas dengan Soemarsono (Kadis LH) dan Siti Kuntjarni (sekretrais DLH).

Bila kasasi Buang Idang Guntur diputus 4 tahun penjara, namun Sihabuddin diputus hakim MA Joko Sarwoko yang beranggotakan Qomariyah E Sapardjaja dan Ahmadi Usman Sirathan 1 tahun penjara serta denda sebesar Rp50 juta subsider 2 bulan penjara.

Dalam perkara korupsi reklamasi Bawean senilai Rp1,1 miliar, terdapat lima terdakwa. Selain Sihabuddin dan Idang Buang Guntur, ada Zainal Arifin, mantan Kesubdin Kelistrikan dan Pertambangan BLH Gresik, Soemarsono dan Siti Kuntjarni.

Untuk Zainal Arifin, saat siding di PN Gresik Pebruari 2009 lalu diputus 1,5 tahun penjara. Saat banding dikurangi 1 tahun. Dan, sekarang pria yang tinggal di Jalan Kalimatan Perum GKB itu sudah bebas. Berarti tinggal kasasi Soemarsono dan Siti Kuntjarni.(ashadi ik/SINDO

)


Ingin Kawin Lagi, Pria Surabaya Dijebloskan Penjara

Posted On 11.56 by pesona giri 0 komentar

Bila seseorang mempunyai keinginan, apapun akan dilakukan demi tujuannya tercapai. Termasuk diantaranya memalsukan akte cerai dan agama. Itulah yang dilakukan Diyan Arisandi, 27, warga Keluarahan Jajar Tunggal, Kecamatan Wiyung, Surabaya yang berakibat duduk di meja pesakitan PN Gresik, kemarin.

Tidak biasanya, ruang siding PN Gresik di bagian belakang penuh sesak. Sidang itu dipimpin hakim Fathul Mujib dengan anggota I Gede Putu Saltawan dan Dhameria Prisella. Jaksanya Rahmat Wahyu yang juga Kasubagbin Kejari Gresik.

Selain itu, siding menjadi menarik tatkala dua istri terdakwa, Diyan Arisandi yaitu Vivi Premanasari, 25, warga Keluarahan Jajar Tunggal, Kecamatan Wiyung dan Vionita Devi Kiswantiningtyas, 22, warga Desa Kepatihan, Menganti. Vivi sebagai istri tua duduk di dereta belakang. Sedangkan Devi sebagai istri kedua duduk di depan.

Sidang menjadi menarik tatakala, jaksa mengungkap kronologi perkara pasal 263 ayat (2) KUHP tentang pemalsuan. Karena bagi terdakwa, memiliki istri satu ternyata dirasakan kurang. Demi keinginan menikah lagi secara resmi tanpa menceraikan istri, wiraswasta ini nekat memalsukan data pribadi untuk mendaftarkan pernikahan dengan calon istri muda, Vionita Dian Kiswaningtyas.

Pemalsuan itu terungkap, saat kedua wanita yang diperistri Dian Arisandi bertemu di rumah Devi di Desa Kepatihan Kecamatan Menganti, pertengahan 2009 silam. Merasa ditipu, Vivi maupun Devi melaporkan adanya pemalsuan.


"Saya lapor karena saat menikah Mas Dian bilang masih jejaka belum menikah dan beragama Islam. Kenyataanya dia sudah menikah dengan Mbak Vivi dan agamanya adalah Kristen," kata Devi, saat memberikan kesaksian dalam persidangan di PN Gresik, kemarin.

Penyanyi sebuah klub malam di Surabaya ini mengenal terdakwa seorang pengusaha. Dia percaya saja saat terdakwa melamar. "Katanya jejaka saya mau, tidak tahunya dia sudah menikh," jelas Devi.


Jaksa penuntut umum, Rachmad Wahyu SH dalam dakwaanya menjelaskan, untuk mendapatkan surat nikah dari KUA Menganti, terdakwa memalsukan sejumlah dokumen persyaratan menikah. Diantaranya KTP, Kartu Keluarga, Akte Kelahiran, surat keterangan menikah. Seluruh dokumen palsu tersebut didaftarkan di Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan.

"Dokumen tersebut selanjutnya didaftarkan ke KUA Menganti. Oleh KUA Menganti selanjutnya menerbitkan surat nikah atas nama terdakwa dengan status belum menikah dan beragama Islam," terang Rachmad Wahyu SH.

Saksi Vivi Permanasari menjelaskan, dia mengetahui suaminya menikah lagi dari adiknya. Karena penasaran, Vivi yang bekerja sebagai SPG di sebuah mall di Surabaya mendatangi rumah Devi di Menganti, Gresik. Saat mendatangi rumah calon istri muda suaminya itulah dia menyadari jika Dian hendak menikah lagi.


"Saya sampaikan bahwa saya istri sahnya Mas Dian. Saya juga kaget, Mas Dian belum menceraikan saya, tapi sudah bisa menikah lagi melalui KUA," sebut Vivi.

Kini setelah mengetahui jika terdakwa adalah playboy, istri muda dan istri sepakat untuk bercerai. "Saya bercerai setelah tahu suami saya nikah lagi tanpa sepegnetahuan saya," kata Vivi. Hal serupa dikatakan Vionita yang mengaku sudah mengajukan cerai gara-gara ditipu mentah-mentah oleh suaminya yang baru menikahi dirinya 3 bulan itu.(ashadi ik)


Jamaah Ahmadiyah; Atribut Diturun Sebulan Lalu, Aktifitas Tetap Ada

Posted On 11.48 by pesona giri 0 komentar

Jamaah Ahmadiyah Gresik ternyata bergerak lebih cepat dari SK Gubernur Jawa Timur yang melarangnya beraktifitas. Pasalnya, sejak sebulan lalu semua atribut Jamaah Ahmadiyah diturunkan. Hanya, aktifitas jamaahnya tetap berjalan normal.

Pantauan, papan nama Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) Kabupaten Gresik yang terpasang di dinding sekretraiat di Jalan Jaksa Agung Suprapto VI B Keluarahan Sukorame, Kecamatan Gresik sudah diturunkan. Padahal, saat tragedi di Cikeusik, Pandeglang, Banten papan nama bercat dasar putih itu masih terpampang.

Bahkan, kantor sekretraiat JAI Gresik tetap sediakala. Bangunan yang lebarnya sekitar 8 meter dengan panjang 20 meter itu terdriri dari kantor, juga ada Masjid Al Huda yang biasa dipakai sholat para jamaah. Sedangkan di samping musalla terdapat tempat tinggal.

Pun dengan rumah Ketua JAI Kabupaten Gresik Zulkarnaen yang berada di depan sekretraiat masih berpenghuni. Zulkarnaen pun masih melakukan aktifitas sebagai karyawan salah satu BUMN di Gresik. Juga istrinya Ny Zulkarnaen tetap melakukan aktifitas dengan mengikuti kegiatan social di kampungnya.

“Orang sini baik-baik. Bahkan, mereka sangat welcome terhadap kami. Saya juga masih ikut kegiatan social dan tidak ada masalah,” aku Ny Zulkarnaen kepada wartawan saat ditemui di rumahnya.

Kendati begitu, aktifitas jamaah tetap berjalan. Daroi empat keluarga anggota JAI Gresik yang tinggal di sekitar sekretraiat JAI Gresik di Jalan Jaksa Agung Suprapto, tetap menjalankan aktifitas. Mereka melakukan jamaah salat lima waktu di Masjid Al Huda.

“Ya, aktifitas jamaah tetap karena itu kewajiban. Sedangkan untuk penyebaran ajaran tidak kami lakukan. Ya, aktifitasnya paling salat di masjid. Itupun kebayakan saya sendirian. Paling salat Jumat yang penuh diikuti empat keluarga,” aku Ny Zulkarnaen.

Tentang SK Gubernur Jawa Timur, Ny Zulkarnaen menjelaskan, bila para anggota JAI bias memakluminya. Bahkan, sesame anggota sudah menyadari sebagai kelompok minoritas. Karena itu, anggota JAI Gresik sudah melakukan hal-hal yang dapat mengkhawatirkan terjadinya konflik.

“Ceritanya, satu bulan lalu kami anggota JAI Gresik menyadari bila di kampong ini sudah banyak warga yang meminta kami menurunkan atribut. Dan, kami menyadarinya. Makanya, jauh-jauh hari sebelum SK Gubernur, kami sudah menurunkan aktifitas,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Intelegen Kejari Gresik Adung Sutranggono sebagai sekretrais Badan Koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakor Pakem) Gresik belummengambil sikap. Karena masih menunggu salinan SK Gubernur untuk dilakukan pembelajaran.

“Kami tidak ingin salah langkah. Karena itu, kami terus melakukan antisipasi supaya konflik di Gresik dapat dicegah,” tegasnya.(ashadi ik/

SINDO)


Nalayan Karang-Kiring Dapat Bantuan WNI

Posted On 11.42 by pesona giri 0 komentar

Puluhan nelayan Desa Karang Kiring, Kecamatan Kebomas dapat tersenyum. Karena, berkurangnya tangkapan ikan paska cuaca buruk dapat diganti. Mereka mendapat bantuan modal maupun balai salah satu perusahaan di sekitarnya.

Ketua Paguyuban Nelayan Selo Karang Desa Karang Kiring, Mohammad Afnan mengatakan, adanya bantuan balai nelayan. Sehingga dapat dipakai berteduh maupun beraktivitas sebelum berangkat nelayan.

“Biasanya balai nelayan yang ada bocor, sempit dan reyok. Namun, sekarang sangat layak dan bagus. Balai ini akan kami gunakan untuk aktifitas sebelum berangkat nelayan,” ujarnya.

Diakui, bahwa nelayan yang berasal dari Desa Karang Kiring sebanyak 50 orang. Panghasilannya juga tidak menentu. Apalagi caucanya kurang bagus pasti penghasilan kurang.

Sedangkan Andi Mahmud mewakili perusahaan mengatakan, bahwa pemberian bantuan balai nelayan itu adalah bentuk kepedulian perusahaan terhadap masyarakat sekitar. Dia juga mudah-mudahan yang diberikan bermanfaat bagai masyarakat.

“Ke depan tak hanya masyarakat sekitra perusahaan. Tak hanya kepedulian terhadap lingkungan sekitra saja.Persoalan karyawan juga tetap mengutamakan masyarakat sekitar dan Kabupate Gresik,” ujarnya.(ashadi ik)


DPC PKB Gresik Bentuk Posko Jasmas

Posted On 11.40 by pesona giri 0 komentar

Kendati sempat ditentang, akhirnya dana jaring aspirasi masyarakat (jasmas) Rp1 miliar peranggota tetap jalan. Pasalnya, delapan fraksi di DPRD Gresik membutuhkan program tersebut untuk merebut simpati warga.

Ketua Fraksi Kebangkitan Bangsa (F-KB) DPRD Gresik, Chumaidi Maun mengatakan, bila dana sebesar itu bukan berarti diterima anggota dewan. Tetapi, disalurkan melalui program sesuai dengan daerah permilihan para anggota dewan.

“Dana jasmas ini kecil kemungkinan bisa diselewengkan. Karena alokasinya sudah diatur dalam peraturan bupati. Bahkan realisasinya juga langsung melalui SKPD,” tegas politisi PKB asal Kecamatan Manyar usai peluncuran Posko Pusat Informasi dan Pengaduan Jasmas di sekretraiat DPC PKB, Jalan RA Kartini.

Selain itu, masyarakat tidak perlu khawatir akan ‘dibayangi’ anggota dewan sebagai pengusul proyek jasmas untuk meminta fee. Karena, hal itu bertentangan dengan semangat dana jasmas. Pun pelaksanaan pembangunan jika digarap rekanan harus diperketat pengawasannya. Karena penggunaan jasa ini biasanya anggaran akan direalisasikan 70 persen dari pagu.

“Jika pembangunan diswakelolakan tidak menjadi masalah, tapi jika dipihakketigakan itu sangat rawan,” tandasnya.

Hanya, lanjut dia, potensi penyelewengan lain dana jasmas ada pada pembangunan sekolah-sekolah. Untuk usulan bantuan sekolah-sekolah biasanya masih berbau KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme). Karena itu, wajar jika dana jasmas anggota dewan sebesar Rp50 miliar dikhawatirkan masyarakat seperti program-program sebelumnya yang sama, seperti program dana program penanganan sosial ekonomi masyarakat (P2SEM).

Saat ini tahapan program jasmas dari anggota dewan masih proses verifikasi SKPD. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya tumpang tindih proyek. Termasuk diantaranya, realisasinya ada batasan maksimal bantuan.

Dia memberi contoh musalla Rp10 juta, masjid Rp20 juta, taman kana-kanak Rp20 juta, SD dan sederajat Rp40 juta, SMP dan sederajat Rp50 juta serta SMA dan sederajat maksimal Rp60 juta. Untuk bantuan bedah rumah maksimal Rp15 juta, bantuan permodalan dan peralatan untu usaha kecil menengah (UKM) maksimal Rp20 juta.

“Khusus untuk bantuan Jalan Poros Desa (JPD) besarnya tidak terbatas, tergantung volumenya,” paparnya.

Sedangkan Ketua DPC PKB Gresik HM Syafik AM mengatakan, bila posko jasmas PKB tersebut sifatnya untuk. Tidak hanya untuk PKB, tetapi bisa konstituen lain. Artinya, bila ada penyalagunaan dana jasmas masyarakat bisa melakukan laporan. Bahkan, posko tersebuit buka hingga malam.

“Karena itu pada reses bulan April nanti, kami akan sosialisasikan ke kecamatan, meminta peran aktif masyarakat untuk mengawasi realisasi jasmas ini. Karena sangat potensial terjadi kecurangan. Selain itu, kami akan memberitahukan kepada masyarakat mana-mana pembangunan yang merupakan usulan dari anggota PKB,” tandasnya.(ashadi ik/SINDO)


Rabu, 16 Februari 2011

MobSG Menuju Rekor Muri

Posted On 18.37 by pesona giri 0 komentar

Diantara beberapa kelompok karyawan PT Semen Gresik (Persero) Tbk yang paling menyita perhatian adalah Mobil Club Semen Gresik (MobSG). Selain setiap Jumat malam mejeng bareng di Wisma A Yani, juga berupaya mencatatkan diri di Rekor Muri.

Hari beranjak malam, satu persatu mobil kuno berupa VW berdatangan di halaman Wisma A Yani, tepatnya dekat Gedung Utama PT Semen Gresik (Persero) Tbk di Jalan Veteran. Kian malam, jumlah mereka pun bertambah. Praktis lokasi parkirnya pun meluas hingga radius 800 meter.

“Setia Jumat malam kami selalu berkumpul. Tidak hanya gaya-gayaan, tetapi tukar pengalaman car amerawat mobil kuno,” aku didampingi Setiawan Prasetyo, Ketua MobSG.

Mobil Club Semen Gresik (MobSG) ini berkiprah sejak Oktober 2010. Organisasi dibawa binaan Bagian Bina Lingkungan PT Semen Gresik (Persero) Tbk tersebut, saat ini memiliki 50 orang anggota lebih. Mereka berasal dari pecinta mobil VW se-Kota Gresik. Bahkan, tidak jarang di luar Gresik.


"Jadi tidak hanya karyawan Semen Gresik saja, masyarakat umum pecinta mobil VW malah mendominasi keanggotaan kami," kata Edi Trihartono, Ketua SGVC.

Di awal pembentukan SGVC, mereka berafiliasi dengan kelompok MobSG yang tiap Jumat dan Sabtu malam mangkal di halaman Wisma Ahmad Yani Jl Veteran. Dari kumpulan beberapa pecinta mobil itu, mereka membentuk wadah yang lebih kecil untuk penggemar jenis VW. Dalam pertemuan kelompok di kebun teh, Lawang, mereka akhirnya memproklamirkan diri membentuk SGVC.

"Dalam pembentukan itu kami menyepakati visi kelompok yakni menjadi salahsatu klub Volswagen setingkat nasional dan memberi nilai tambah pada pendirinya," ujar Edi Triahrtono.

Setelah terbentuk, berdasarkan arahan dari Eko Honeng Setyobudi, Kabag Bina Lingkungan PT Semen Gresik, anggota mulai menggelar kegiatan. Selain pertemuan rutin di halaman wisma, mereka juga menggelar tukar informasi dan pemeliharaan mobil.

"Bagi kami sepanjang kegiatan klub-klub binaan Semen Gresik berdampak positif bagi masyarakat, kami akan terus memberikan support," kata Eko Honeng Setyobudi.

Yang menarik dari SGVC adalah ikatan moral anggotanya yang cukup kuat. Mereka akan saling membantu ketika ada salahsatu anggota yang terkena masalah soal mesin mobil atau penyediaan suku cadang. Maklum saja, karena usia mobil rata-rata diatas 30 tahun, mobil tersebut rawan kerusakan.

"Contoh saja ada anggota yang kesulitan memperbaiki mesin, ada anggota yang memiliki keahlian mekanik secara sukarela membantu. Bahkan mencarikan suku cadang kepada anggota klub lain di Jakarta, Bandung dan kota lainnya. Dengan demikian tercipta kebersamaan dan solidaritas diantara anggota," jelas dia.

Sejumlah kegiatan yang pernah diselenggarakan oleh SGVC diantaranya road to Bandung, pertengahan November lalu. Dalam ajang bergengsi itu, pecinta mobil VW berhasil memecahkan rekor sunatan massal diatas sebanyak 223 anak.

Sementara itu, pengurus SGVC juga berencana menggelar acara di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta pekan ini. Acara bertitel Go Green Volkaswagen akan diikuti pecinta VW seluruh Indonesia. Klub yang diundang diantaranya Bus Club Jakarta, VVC, VBC Bandung, VW Bekasi, VC 13, Frog and Bread Jakarta. Juga dalam rangka mencatatkan diri dalam Muri.

"Kami dari SGVC berperan aktif menyukseskan penyelenggaraan evan tersebut karena membawa misi sosial dengan penanaman pohon sekaligus mengkampanyekan penanaman 1 milliar tanaman," sebut Edi diamini Setiawan Prasetyo.

Iring-iringan SGVC berkonvoi ke Jakarta akan menempuh rute wilayah Selatan. Selain mempersiapkan mesin, anggota SGVC yang rata-rata mengetahui mesin tersebut, juga membawa mekanik. "Jadi kalau ada kerusakan, maka mekanik siap untuk mengamankan jalannya konvoi," pungkas Edi Trihartono.(ashadi ik/SINDO

)


Turunkan Tim Independen Nilai UKM Penerima Dana CSR

Posted On 18.27 by pesona giri 0 komentar

Demi memangkas mata rantai kemiskinan, PT Semen Gresik (Persero) Tbk terus memperbanyak pembinaan usaha kepada pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa Timur. Selain terus menyasar UKM penerima dana di Indonesia, juga turunkan tim independen untuk menilai supaya tidak salah sasaran.

Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200 juta tidak termasuk lahan dan bangunan tempat usaha. Tentunya usahanya berdiri sendiri.

Nah, kegiatan UKM merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

Di Indonesia, jumlah UKM hingga mencapai 42,4 juta unit lebih. Sebagai salah satu BUMN di Indonesia, PT Semen Gresik mempunya tanggungjawab untuk turut serta dalam mempertahankan dan mengembangkan usaha mikro tersebut. Salah satunya dengan menyiapkan sebagian keuntungannya untuk kredit UKM.

Direktur Utama PT Semen Gresik (Persero) Tbk, Dwi Soetjipto mengungkapkan bahwa pemberian kredit lunak UKM ini merupakan salah satu bentuk nyata dari program penerapan corporate social responsibility (CSR) atau tanggungjawab sosial kepada masyarakat.

"Kami menyadari pentingnya tanggungjawab sosial ini dapat membawa manfaat yang cukup besar dan luas. Sehingga mampu memberikan efek sosial dan ekonomi dan multi efek lainnya terhadap pembangunan bangsa dan negara," jelasnya, beberapa waktu lalu.

Sebagai perusahaan plat merah, manajemen hanya mematok bunga 6 persen dalam setiap tahunnya. Para pelaku UKM bisa mengajukan kredit dari terkecil Rp10 juta hingga nilainya ratusan juta. Manajemen PT Semen Gresik sendiri menyiadakan dana Rp32 miliar dalam setiap tahunnya.

Kepala Devisi Pengelolaan Sosial Lingkungan Koorporasi, Faf Adi Syamsul melalui Kabag Bina Lingkungan Eko Honeng menelaskan, untuk dana tidak salah sasaran, maka manajemen melibatkan tim independen untuk melakukan penilaian. Sehingga, dana bergulir bisa tepat sasaran.

”Kami tidak hanya mengucurkan dana, tetapi kami juga melakukan pembinaan usaha. Mulai dari pelatihan keuangan, pengendalian usaha, inovasi usaha hingga manajemen pemasaran. Karena selama ini par apelaku UKM kurang memahamai tentang pemasaran, khususnya packing produk,” terangnya.

Selain itu, untuk memacu gerak pertumbuhan UKM binaan yang mencapai 9.350 unit yang tersebar di Indonesia, manajemen juga memberikan penghargaan Semen Gresik UKM Award. Khususnya UKM yang dianggap paling berpotensi dan berprestasi dalam mewujudkan ketahanan ekonomi nasional.

Tahun lalu UKM yang mendapat predikat UKM terbaik adalah industri busana ”Bonasa Colection”, industri roti dan kue ”Family Bakery” dari Gresik. Sedangkan UKM dari Tuban yaitu industri konveksi ”Fortuna Colection”, industri busana ”Royan Batik” dan industri mebel.

Satu diantaranya, industri roti dan kue Family Bakery milik Hj Masfufah, warga Romokalisari Surabaya sudah puluhan tahun menjadi mitra binaan PT Semen Gresik. Bahkan, produk roti tanpa pengawaet itu sekarang sudah berkembang di Gresik, Lamongan dan Surabaya. Saat ini sudah menggaet tenaga kerja lokal hampir 100 orang.

”Kami juga termasuk nominasi dalam UKM Award yang diadakan Kementrian BUMN atas kerjasama dengan PT Semen Gresik,” ujar Hj Nurul Latifah, penerus usaha keluarga yang saat ini mempunyai kapasitas produksi roti dan kue mencapai 15.000 roti perhari.(ashadi ik)


Puluhan Aktivis Pudak Demo Bupati Gresik

Posted On 15.44 by pesona giri 0 komentar

Puluhan aktivis yang tergabung dalam pusat demokrasi dan kemanusiaan (Pudak) melakukan aksi unjuk rasa di kantor Bupati Gresik. Aksi unjuk rasa ini, dilakukan untuk mempertanyakan bahwa beras raskin yang didistribusikan pada warga kualitasnya tidak bagus.

Ketua Korlap Pudak, Farit mengatakan, beras raskin yang ada di Gresik tidak memenuhi standar kualitas dan tidak layak dikonsumsi warga.

"Di lapangan kami menemukan banyak penyimpangan baik secara kualitas beras, harga beras, ukuran dan pendistribusian yang tak tentu waktunya," katanya saat memimpin unjuk rasa di Kantor Pemkab Gresik, Rabu (16/02/2011).

Farit mencontohkan, di Kecamatan Duduksampean Gresik warga hanya menerima beras raskin 5 kilo per rumah tangga sasaran penerima manfaat
RTS-PM dengan harga kisaran Rp 1.800 hingga Rp 2.000. Sedangkan di daerah lainnya seperti Desa Lowayu Kecamatan Dukun Gresik, pembagian beras raskin tidak berlabel Bulog dengan berat 50 kilo per sak.

"Ironisnya di daerah tersebut per RTS-PM yang menerima 5 kilo beras raskin dengan harga Rp 1.700 per kilo. Padahal, harga resminya Rp 1.600 per kilo," ujarnya.

Masih banyaknya penyimpangan-penyimpangan terkait pendistribusian beras raskin. Aktivis Pudak mendesak agar Pemkab Gresik segera membenahi penanganan raskin maupun standar kualitasnya. Pasalnya, sesuai aturan Bulog beras raskin yang diterima warga seharusnya memiliki kadar air 15 persen, broken 20 persen, menir 2,5 persen, dan drajat sosoh 90 persen.

Selain menuntut standar kualitas beras raskin, puluhan aktivis Pudak juga menuntut Pemkab Gresik mendata ulang jumlah keluarga miskin dengan data yang bersifat kemiskinan partisipatoris.

"Kami minta Pemkab mendata ulang jumlah keluarga miskin termasuk mendata ulang RTS-PM raskin agar tepat sasaran," tandas Farit.

Menanggapi hal ini Kepala Kantor Kesbang Linmas Gresik Achmad Nuruddin menyatakan, aspirasi aktivis Pudak segera disampaikan ke bupati.

"Dalam waktu dekat tuntutan aktivis Pudak segera ditindaklanjuti termasuk memperbaharui penanganan beras raskin," tuturnya.(ashadi ik)


Selasa, 15 Februari 2011

Dari Daun Rusak Mampu Ciptakan Pestisida Ramah Lingkungan

Posted On 19.35 by pesona giri 0 komentar

Umur tidak menjadi halangan seseorang untuk berkarya. Kendati baru kelas IX, tiga siswa SMP Negeri 2 Kebomas berhasil membuat karya spektakuler berupa pestisida ramah lingkungan. Ternyata pembuatan pestisida organik ala siswa SMP Negeri 2 Kebomas itu sederhana.

Hari Pendidikan yang jatuh 2 Mei memang sudah lewat, namun kemarin keluarga SMP Negeri 2 Kebomas memperingatinya dengan sederhana. Tidak ada panggung, tidak juga musik, gemerlap lampu maupun gelar seni. Bahkan, tidak juga terlihat undangan dari pejabat Dinas Pendidikan Gresik.

"Memang kami gelar secara sederhana. Tidak mengundang para pejabat, tapi peringatan ini untuk keluarga besar sendiri," terang Yudo Siswanto, Kepala SMP Negeri 2 Kebomas.

Kendati sederhana, gelar Hari Pendidikan yang dihelat di halaman sekolah yang berlokasi di Perum Randu Agung itu bernilai sejarah. Pasalnya, bersamaan itu dilounching temuan tiga siswa Kelas IX, Ribut Susanto (Kelas IX C), Aisyah Saidah (Kelas IX C) dan Riris (Kelas IX B) berupa pestisida organik yang ramah lingkungan.

Kesederhanan itu juga yang membuat ketiga siswa yang prestasinya cukup bagus di kelasnya masing-masing itu tetap bersemangat. Dengan ditemani beberapa teman mereka untuk menghindari rasa groginya; Ribut Susanto, Aisyah Saidah dan Riris mencoba mempresentasikan temuannya yang diberi label 'Dua Kebo' tersebut.

Setelah meletakkan peralatan pendukung dan bahan di meja, ketiga dengan semangat mulai memperagakan pembuatan pestisida ramah lingkungan. Di depan kawan dan gurunya, ketiagnya menjelaskan satu persatu komposisi maupun indikasinya. Sesekali, mereka juga piawai mempromosikan produk karyanya itu agar dibeli.

"Pestisida yang kami buat ini berbeda dengan pestisida buatan pabrikan. Pestisida cap Dua Kebo ini ramah lingkungan dan tidak merusah komposisi alami lingkungannya. Makanya, tidak rugi bila memakai temuan kami," terang Aisyah Saidah yang berseragam putih dipadu jilbab.

Secara bergantian, ketiganya dengan cekatan meracik bahan untuk dibuat pestisida yang katanya ramah lingkungan. Mulai dari jahe, lengkuas, kencur, kunyit, temulawak, temugiring masing-masing sebesar jempol mereka masukkan mesin juicer. Lalu diambilnya bawang putih, bawang merah, sere, daun mindi atau mimba, dan brotowali dicampurnya untuk diblender. Setelah selesai diblender lalu ditambah bahan lain.

"Satu adonan juice ini cukup untuk 2 liter dengan biaya produksi sebesar Rp17.000. Jadi pestisida yang kami buat ini cukup ekonomis. Tapi hasilnya luar biasa," beber Ribut Susanto.

Untuk menghasilkan karya yang luar biasa tersebut, ketiga siswa SMP Negeri 2 Kebomas tersebut memerlukan waktu 1,5 bulan dalam melakukan penelitihan. Pengakuan Ribut, latar belakang pembuatan pestisida organik ini adalah keprihatinan siswa pada tanaman sekolah yang daunnya rusak berlobang bahkan ada yang mati karena terserang ulat.

"Sebagai sekolah berpredikat adiwiyata, setiap siswa diwajibkan tanggungjawab pada tanaman yang ada. Ada 10.059 batang tanaman yang terdiri dari 215 jenis yang tumbuh. Memang tanaman di sini tumbuh subur karena dipupuk dengan pupuk buatan sendiri," terang Aisyah.

Riris menambahkan, siswa juga telah mahir membuat pupuk cair dan memproses kompos sendiri. Nah, dalam perjalanan pemeliharaan tanaman itu timbul keprihatinan serta rasa sayang akan tanaman. Akhirnya, dicarilah formula pestisida yang ramah lingkungan.

"Guru kami memang melarang menyemprot racun (pestisida non organic) di lingkungan sekolah. Dengan bantuan beberapa guru pembimbing serta mencari refrensi dari buku, literature maupun dari internet sebagai refrensi, maka jadilah pestisida non organik," kata Riris.

Asyiknya lagi, bahan pestisida organik cap Dua Kebo didapat dari halaman sekitar sekolah. Sebab, wilayah sekolah tersebut berada di bawah pegunungan Giri. Yang mana, di pegunungan tersebut ditumbuhi berbagai macan jenis tanaman.

Ramelan, salah satu guru SMP Negeri 2 Kebomas, menerangakan bila karya tersebut telah diuji coba dan hasilnya daun yang ada ulatnya langsung diam tak bergerak. "Pemakaian pestisida ini harus dicampur dengan air sesuai perbandingan 1:100," terangnya sambil menunjukkan hasil uji coba pestisida karya tiga siswanya tersebut.

Kepala SMP Negeri 2 Kebomas Yudo Siswanto mengatakan, untuk sementara pestisida ini dipasarkan untuk kalangan sendiri. Pihaknya juga tidak menutup kemungkinan kalau ada pihak lain yang membutuhkan, dilempar ke pasar.

"Namun sampai saat ini kami belum menentukan harga nominal pemasaran. Tujuan awal kami hanya memberi pembelajaran tentang cinta tanaman, cinta lingkungan sehat, serta untuk memotifasi kreasi siswa,"terang Yudo Siswanto.(ashadi ik/SINDO

)


Serba-serbi Ciuman Bagi Pria & Wanita

Posted On 19.00 by pesona giri 0 komentar

BERBEDA dengan pria, durasi ciuman yang lama menjadi babak favorit bagi wanita. Bagaimana mensinkronkan keduanya?

Bagi pria, ciuman mungkin menyoal kuantitas, sementara wanita memaknai ciuman dari sudut kualitas. Tak heran, ciuman yang merupakan penghantar energi di mana terjadi pertemuan dua jiwa ini sangat disukai wanita, terutama sebagai bagian dari foreplay.

“Wanita cenderung memanfaatkan ajang berciuman untuk membuat ikatan dengan pasangan mereka dan menilai mereka sebagai calon pasangan. Sementara bagi pria, ciuman adalah alat untuk menggapai tujuan,” kata Susan Hughes, seorang psikolog di Albright College di Pennysylvania, seperti yang dikatakannya kepada Life’s Litter Misteri.

“Laki-laki biasanya berciuman untuk meningkatkan gairah pasangan mereka,” katanya, seperti dirilis Times of India.

Hughes dan rekan-rekan peneliti lainnya kemudian menggali preferensi berciuman secara lebih lewat penelitian terhadap respondennya yang terdiri dari 1.000 pria dan wanita. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pria dan wanita mengganggap bahwa mencium adalah interaksi yang penting dan sangat intim. Keduanya menggunakan ciuman untuk mengukur kesesuaian hubungan diri dan juga pasangannya. Dari ciuman pula bisa muncul ketertarikan atau ketidaktertarikan pada pasangan setelah memiliki pengalaman mencium mereka. Hasil ini menjadi dukungan untuk teori bahwa hormon pheromones dan sinyal biokomia sangat penting ketika orang sedang berciuman.

Bagi wanita, biasanya ciuman yang buruk menjadi pertimbangan untuk sebuah kesepakatan hubungan secara jangka panjang. Wanita bisa ilfeel untuk melanjutkan ke hubungan seks ketika menemukan pasangannya adalah seorang pencium yang buruk. Sementara bagi pria, dia tak mempermasalahkan hal tersebut. Pria akan tetap berhubungan seks dengan wanita meski dia pencium yang buruk sekalipun.

Bahkan, data tersebut juga menunjukkan bahwa pria merasa jauh lebih kuat dengan ciuman yang mengarah kepada seks. Sedangkan wanita merasa bahwa ciuman yang mengarah kepada hubungan seks dilakukannya pada hubungan jangka panjang yang dijalaninya.

Secara signifikan, pria menyukai ciuman basah. Psikolog berhipotesis bahwa “Pria memang memiliki kelembapan yang lebih besar lewat pertukaran air liur selama ciuman berlangsung. Ini adalah indeks dari gairah seksualnya yang mirip dengan tindakan dalam hubungan seksual,” tulis Hughes.

Sebagai tindak lanjut dari penelitian yang dilakukan oleh Helen Fisher, seorang antropolog di Rutgers University pada 2009 ditemukan bahwa pria melepaskan testosteronnya untuk wanita melalui air liur mereka yang dapat meningkatkan gairah seks pada wanita.(tty/OKEZONE

)


Sedekah Bumi Betiring, Banjarsari, Cerme; Peninggalan Bupati yang Berpotensi Menjadi Objek Wisata

Posted On 18.54 by pesona giri 0 komentar

Rabu (26/11), ratusan warga Dusun Betiring, Desa Banjarsari, Gresik menggelar ritual sedekah bumi. Kendati sudah ratusan tahun digelar, tapi tetap menarik dan berpotensi dijadikan objek wisata.

Ritual diawali Kamis (20/11) malam saat itu, kaum laki-laki melaksanakan ’nyekar’ ke makam Kiai Ageng Betiring dan Makam Kanjeng Sunan Giri berada di Komplek Pemakaman Sunan Giri. Dilanjutkan ‘nyekar’ ke komplek makam leluhur yang diberi nama Kulahan.

Hubungan Kiai Ageng Betiring dengan Sunan Giri adalah sebagai abdidalem sekaligus penasehat. Konon beliau mendapat tugas menyiarkan agama Islam di beberapa tempat di Gresik. Bahkan, saat perang dengan Kerajaan Brawijaya, Kiai Ageng Betiring melatih warga desa sekitar menjadi prajurit.

Kemudian, Rabu pagi sekitar pukul 06.00 WIB dengan arak tabuhan 'bende', pusaka yang berupa gong kecil, oleh Ki Priambodo, 65, sesepuh desa untuk mengumpulkan masyarakat desa. Setelah berkumpul, Pri -begitu sesepuh itu dipanggil- membuka payung pusaka. Payung dan bende diarak berkeliling kampung sambil membaca Sholawat Nabi yang dikahiri di lokasi hajatan, perempatan Betiring.

Siangnya, sekitar pukul 09.00 WIB, setiap kepala keluarga mengeluarkan aneka jajanan dari hasil bumi yang dihias di ancak. Ancak-ancak yang jumlah sekitar 500 tersebut dijajar dari empat penjuru mata angin di perempatan Dusun Betiring. Di setiap jalurnya, tertata dua baris ancak. Di tengahnya duduklah pemilik dengan tikar seadanya.

Sekilas memang seperti ritual sedekah bumi biasa. Ada jajanan dihadiri para pejabat muspida hingga muspika. Ada sambutan bergantian dan dilanjutkan dengan tukar jajanan yang dibawa para warga sebagai tanda syakur kepada Allah SWT. Nmaun, bila ditelaah secara seksama ritual warga Betiring tersebut berpotensi untuk dijadikan objek wisata.

Keunggulannya, kendati digelar ratusan tahun lalu, namun tetap terjadi nilai history budayanya. Selain jajanan hasil bumi yang disuguhkan punya keunikan dan kekhasan, ritual tersebut juga merupakan bagian dari peninggalan Bupati Gresik pertama, Kanjeng Ngabehi Tumenggung Pusponegoro (1617 Masehi).

Ki Priambodo menurturkan, konon ritual itu ada sebelum bende dan payung. Kian bernilai sejarah, setelah ada bende dan payung peninggalan bupati pertama. Kbetulan bende dan payung itu melambangkan kesejahteraan warga Betiring. Ritula itu sendiri bertujuan sebagai rasa syukur atas melimpahnya hasil bumi warga Betiring yang didominasi bertani dan berkebun.

"Pusaka bende dan payung berumur sekitar 290 tahun. Sebagai rasa terimakasih hadiah dari bupati itu kami pakai sebagai bagian kegiatan sedekah bumi," kenang Pri.

Adapun keunikan dan kekhasan lain adalah ancak. Ancak terbuat dari kayu sebagai lambang papan. Kemudian, setiap ancak ada empat rengginang (kerupuk dari ketan) sepanjang 1 meter yang dibentuk menyerupai tanduk kerbau yang diletakkan di empat pojok yang dilambangkan kesuburan. Sebab, kala dulu masyarakat Betiring membajak sawahnya dengan menggunakan kerbau.

Ancak itu berisi beraneka makanan dan minuman yang bersumber pada hasil alam. Aneka buah dan jajanan anak-anak dapat ditemui. Karena banyaknya jajanan, ancak tersebut perlu diusung 2 orang. Banykanya jananan tersebut nilai semua ancak hingga sampai Rp1 juta dan paling rendah Rp300 ribu.

“Setiap rancangan ancak menghabiskan dana sekitar Rp300 ribu hingga Rp500 ribu. Bahkan ada yang ancaknya menghabiskan dana lebih dari Rp1 juta,” aku Moh Qosim, 41, warga RT II Betiring.

Kendati habis hingga jutaan, ritual yang jatuh setiap penanggalan 27 Dulkangidah menjadi hari yang istimewa bagi warga Betiring. Di hari yang diyakini keramat itu tak satupun warga turun ke sawah. Bahkan beberapa warga yang bekerja dinas, memilih meliburkan diri.

Hal itulah yang membuat Bupati Robbach Ma'sum mengusulkan supaya ritual tersebut dikonsep yang lebih baik. Nantinya dapat dijual sebagai objek wisata kebangaan Gresik. "Ritual ini dapat dijadikan sebagai objek wisata," katanya dalam sambutannya.(ashadi ik/SINDO)


RM Pak Elan; Hingga Generasi Ketiga, Tetap Andalkan Menu Bandeng

Posted On 18.46 by pesona giri 0 komentar

Kabupaten Gresik juga dikenal dengan hasil budidaya Ikan Bandeng. Kendati begitu, wisata kuliner bahan utama Bandeng tidak banyak ditemui. Rumah Makan Pak Elan 1 yang menjadi satu diantara rumah makan tertua di Gresik yang tetap bertahan dengan menu Bandeng.

Lokasinya di tengah kota, tepatnya di Jalan Veteran, Kecamatan Kebomas. Rumah makan tersebut didirikan 1957 bersamaan dengan berdirinya pabrik semen terbesar PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Praktis gampang dijadikan jujugan bila berkunjung Gresik. Dari arah Surabaya maupun dari arah Lamongan cukup mudah dijangkau.

Bila dilihat dari bangunan tidak ada yang istimewa, bahkan terlalu sederhana untuk ukuran rumah makan tertua di Gresik. Kendati begitu, rumah makan yang didirikan Pak Elan tersebut tetap eksis. Bahkan, sampai generasi ketiga Anggara Alfreudo dan Distira Alfreuda tetap dengan menu andalam banding.

“Kami ingin tetap mempertahankan banding menjadi ikon Gresik,” ujar Distira Alfreuda, pemilik yang juga mahasiswa Fakultas Hukum Unair semester V tersebut.

Ya, berbagai menu bandeng tersedia. Diantaranya, banding goreng, bakar tanpa duri hingga otak-otak maupun kelan kuning Bandeng tersedia. Semakin khas bila dimakan dengan sambal khusus dipadu minuman legen.

Apalagi Bandeng yang menjadi menu merupakan hasil budidaya local Gresik. Diantaranya berasal dari daerah Gresik Utara, Manyar, Mengare di Kecamatan Bungah hingga Kecamatan Ujungpangkah. Bandengnya gurih dan tidak bau tanah, karena banding-bandeng tersebut dihasilkan dari tambak air payau.

Kendati sampai saat ini terus berkembang, bukan berarti menjalani bisnis tersebut tanpa rintangan. Apalagi mulanya pada generasi pertama, usaha itu merupakan usaha keluarga. Sehingga gampang terjadi polemik antar keluarga.

“Kami inginterus mempertahankan usaha keluarga. Bahkan, kami juga akan memperluas dengan menyediakan tempat jualan oleh-oleh khas Gresik. Tentunya dengan bahan utama Bandeng,” aku Alamin, orang tua Anggara Alfreudo dan Distira Alfreuda.

Upaya yang dilakukan rumah makan Pak Elan I untuk tetap eksis menjadi wisata kuliner Bandeng khas Gresik mendapatkan apresiasi dari Dewan Pengurus Kabupaten Apindo Gresik. Hari Cahyono, salah satu pengurus Apindo Gresik mengungkapkan, bila upaya itu harus direspon.

“Saatnya Gresik memulai hal yang baru. Artinya memulai mempercantik dengan memperkenalkan kearifan local. Sehingga Gresik tidak hanya dikenal dengan Pudak, tetapi ada juga Bandeng,” ujarnya.

Untuk mendukung hal itu, Apindo Gresik berencana melakukan pemetaan hasil-hasil unggulan. Mulai dari makanan, minuman hingga kerajinan. Diantaranya memetakkan hasil budidaya Ikan Bnadeng dengan rumah makan yang menyediakan menu Bandeng seperti Pak Elan I.

Pengakuan Hari Cahyono, bila selama ini Gresik merupakan daerah dengan aneka ragam budaya yang ditunjukkan dari karya yang dihasilkan dari warganya. Namun, hasil-hasil tersebut kerap diklaim oleh daerah lain seperti terasi.

“Mulai saat ini hal itu tidak boleh terjadi. Karenanya, upaya manajemen Pak Elan 1 untuk tetap mengandalkan Bandeng khas Gresik harus didukung. Supaya warga atau kelompok masyarakat lain dengan hasil karyanya juga mulai bangga dan dikembangkan,” tegas Hari Cahyono.(ashadi ik/SINDO)


Karakter Pria di Ranjang, Lihat Perilakunya!

Posted On 16.59 by pesona giri 0 komentar

BUKAN hanya busana menjadi cerminan kepribadian pemakainya. Kebiasaan pria juga dipercaya menggambarkan karakternya saat di ranjang.

Anda berpikir telah menemukan pria impian dengan postur tinggi dan wajah tampan dan selalu membuat hati Anda berbunga-bunga. Kebanyakan wanita senang dengan tampilan pria sempurna—meski tak diakuinya—, tapi di sisi lain wanita juga masih bertanya-tanya apakah kesempurnaan pria idamannya akan sama baik saat di ranjang.

Agar tak terjebak, kenali si dia lebih dalam dan pastikan diakah pria yang tepat untuk Anda. Anda tak perlu memendam rasa penasaran. Cari jawabannya lewat perilaku sehari-hari yang memberikan indikasi tentang hal-hal yang dia sukai, seperti dibeberkan Times of India.

Pecandu telepon

Apakah si dia terus sibuk dengan ponselnya? Atau dia lebih banyak menghabiskan waktu dengan gadget-nya ketimbang dengan Anda? Ini bukanlah pertanda baik.

Sesekali, meng-update status dan berselancar di internet mungkin tidak masalah, tapi jika berlama-lama “kencan” dengan teleponnya, itu menandakan dia kurang perhatian terhadap Anda.

Sikapnya ini merupakan tanda si dia tipe pria yang mudah terganggu saat di ranjang. Karena itu, permainan seksnya akan kurang memuaskan Anda.

Terlalu metroseksual

Semua wanita pasti mencintai pria yang pintar merawat tubuh; rambut rapi, wangi, klimis, jenggot tidak panjang, kuku bersih, dan sebagainya. Namun, bagaimana jika kebiasaan tersebut cenderung berlebihan, seperti menggunakan gel rambut, krim perawatan, atau kosmetik seperti yang biasa Anda lakukan?

Anda sama saja kencan dengan Mr Vain. Seorang pria yang terlalu sadar dengan penampilannya akan lebih mementingkan diri sendiri secara seksual. Saat di ranjang, dia hanya akan mementingkan kepuasan seksnya.

Makanan

Saat makan berdua si dia, kebiasaan selama aktivitas bisa Anda jadikan barometer untuk menilai karakternya. Jika dia menolak berbagi appetizer dan merasa Anda perlu memesan menu itu lagi, berarti dia tipe pria yang tidak suka berbagi. Pria yang menolak untuk berbagi cenderung lebih keras kepala saat di ranjang.

Pelit saat kencan

Jika sia dia tipe pria yang hampir tidak pernah memberi tip saat di restoran, maka Anda jangan berharap dia akan berbagi lebih saat di rumah. Seseorang yang pelit di luar kemungkinan akan sama pelitnya di ranjang.

Jadi, jangan mengharapkannya untuk mandi bersama atau memberikan ciuman berlebih pada Anda. Sama halnya dengan tipe pemboros, dia mungkin tipe yang kurang bertanggung jawab.

Tidak suka mengekspresikan cinta

Tidak semua nyaman mengumbar kasih sayang di area publik, seperti memegang tangan, meletakkan tangan di pinggang pasangannya, dan lainnya. Nah, pria yang malu atau kaku menunjukkan kasih sayang mungkin memiliki masalah dengan seksnya.

Sikap ini bisa mengindikasikan kalau dia sangat tidak nyaman dengan tubuhnya atau mungkin memiliki kesulitan untuk melakukan koneksi fisik dengan Anda. Tipe pria seperti ini tidak akan menjadi pasangan yang sensual untuk Anda.(ftr/OKEZONE)


Ancam Evaluasi Dana Penataan Pantai Lumpur

Posted On 16.47 by pesona giri 0 komentar

Ancam Evaluasi Dana Penataan Pantai Lumpur

Pantai Lumpur berubah memang menjadi harapan bersama. Kalangan DPRD Gresik pun sangat berkepentingan dengan hal itu. Mereka pun tidak main-main dengan harapan tersebut. Kendati hanya ketiban sampur, mereka siap mendukung. Tetapi, bila harapan pengembangan Pantai Lumpur tidak membawa peningkatan tarap hidup masyarakat sekitar, siap mengevaluasi dana yang dikucurkan.

"Bagi kami tidak ada persoalan selagi proyek itu ada manfaatnya bagi masyarakat sekitar. Tetapi kalau tidak, kami akan mengevaluasi," ancam Abdul Hamid, Ketua Komisi C DPRD Gresik, kemarin.

Ketua DPRD Zulfan Hasyim pun mengungkapkan hal yang sama. Kareannya, pihaknya menaruh perhatian terhadap eksekutif atas terwujudnya proyek prestesius tersebut. Karena dana yang dikucurkan tidak sedikit, bila sesuai rencana total anggaran yang disedot mencapai hingga Rp20 miliar.

"Jumlah yang cukup besar," katanya.

Politisi PKB itu percaya, bila eksekutif sebelum merealisasikan proyek pengembangan Pantai Lumpur sudah melakukan tahapan. Mulai dari penggarapan FS oleh tim yang ahlinya, kemudian disosialiassaikan kepada masyarakat Lumpur dan Kroman dan hingga terealisasi.

"Naiflah kalau tanpa kajian terpadu kemudian eksekutif merealisasikan proyek yang nilainya miliaran tersebut. Kalau tidak ada manfaatnya lebih baok dialokasikan untuk biaya pendidikan," kata legislator asal Pulau Bawean tersebut.

Bukan hanya sekedar mengancam akan melakukan evaluasi, Zulfan juga meminta kepada eksekutif supaya bukan hanya membangun dan kemudian meninggalkannya. Karenanya itu kelanjutan pembangunan tersebut harus dipikirkan. Karena dirinya tidak ingin bahwa pembangunan yang menalan dana hingga Rp20 miliar itu mubadzir.

"Harus ada perawatan. Tidak dibangun terus ditinggalkan. Peerlu dilakukan pengurusan dan pengawasan khusus untuk kawasan itu. Kalau tidak saya perkirakan hanya berusia 1-2 tahun akan mangkrak," tegas dia.

Bila itu sampai terjadi, Zulfan pun sama dengan Abdul Hamid bahwa pihaknya tidak segan-segan untuk melakukan evaluasi proyek. Diantara yang bakal muncul dari hasil dievaluasi akibat mangkraknya proyek adalah dihentikannya persetujuan untuk kelanjutan proyek tersebut.

"Kami pun siap mengevaluasi. Tapai kalau demi kebaikan masyaraklat sekitar ya kami dukung," kata Zulfan.

Ternyata hal itu juga sudah diantisipasi. Terbukti, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (Kadis PU) Gresik, Tugas Husni Syarwanto menimpali, bila proyeksi penataan Pantai Lumpur merupakan bukan proyek asal-asalah. artinya, sudah dilakukan kajian sampai pada tahap pengawasan.

"salah satunya nanti bila sudah terealisasi semua konsepnya, maka kawasan tersebut akan menjadi kawasan khusus. Yaitu, dibentuknya UPT yaitu unit pelayanan tehnis yang khusus merawat, mengawasai hingga melakukan pemeliharaan," tukas Tugas.(ashadi ik/SINDO)





‘Wisata Emoh, Penata Monggo’

Posted On 16.42 by pesona giri 0 komentar

Kendati sudah tidak ada gejolak, namun para nelayan tidak serta merta dapat menerimanya. Terbukti hampir semua nelayan warga Lumpur dan Kroman yang dimintai tanggapannya mengaku masih belum bisa menerima konsep Pantai Lumpur didesain sebagai wisata.

"Bagi kami, kalau ditata monggo (silahkan, red). Tetapi kalau disulap sebagai tempat wisata kami emoh (menolak, red)," terang Ketua Paguyuban Nelanan Balai Purbo, Mahmudin, beberapa waktu lalu.

Penolakan itu dinilai wajar. Pasalnya, saat ini yang terekam di benak para nelayan maupun toko masyarakat Lumpur dan Kroman, bila Pantai Lumpur disulap menjadi tempat wisata identik dengan melokalisir sebagai tempat mesum, seperti di Pantai Kenjeran maupun pantai-pantai lain. Selain itu, mereka juga khawatir tradisi melaut yang sudah turun-temurun akan terkikis.

"Bukan hanya para nelayan yang khawatir, kami pun para pemuda sudah curiga. Jangan-jangan dengan menambah bangunan baru berkedok sebagai tempat wisata. Nanti kalau sudah mangkrak akan menjadi mangkalnya truk pengangkut dari dan ke pelabuhan," kata Zamroni, tokoh pemuda Kelurahan Lumpur.

Kekhawatiran Mahmudin maupun Zamroni memang berlasan. Makanya, Nizam Zuhri Khafid, salah satu tokoh masyarakat Gresik, menyarankan supaya perubahan fungsi atas penataan Pantai Lumpur kesemunya dikembalikan ke masyarakat sekitar. Artinya, pembangunan itu dilakukan demi peningkatan perekonomian masyarakat Lumpur dan Kroman.

"Ya, kalau memang dipakai untuk wisata kuliner, pemilik stannya dalah warga Lumpur dan Kroman. Bukan warga pendatang. Percuma kalau pendatang," usul mantan Pembantu Rektor I Universitas Muhammadiyah Gresik itu.

Lebih ekstrem lagi disampaikan Hendrik Umardi Luhung. Sebagai seorang seniman yangkerap vokal dengan konsep pembanguann Gresik, Hendrik tidak keberatan dengan konsep perubahan Pantai Lumpur. Tetapi, dia hanya minta supaya dilakukan perubahan total kawasan. Artinya, perubahan itu bukan hanya di kawasan pantai, juga diikuti perubahan penataan kawasan.

"Pemerintah bisa tidak mengembalikan fungsinya. Pelabuhan yang menutup kawasan Pantai Lumpur dialihkan. Sebab, selama ini yang membuat kumuh Lumpur adalah tertutupnya pantai akibat diapit dua pelabuhan," katanya.

Bila itu bisa dilakukan pemkab, lanjut luluasan Fakultas Satra Universitas Jember tersebut, maka dirinya optimis komsek penataan bukan hanya mimpi. Tetapi menjadi terealisasi. Teralisasi, kata Hendrik, karena penataan itu tidak hanya berjalan di tahun pertama dan kedua, namun bisa berkelanjutan. Sebab, kalau tidak dilakukan penataan kawasan, proyek penataan Pantai Lumpur akan terancam mangkrak.

"Ingat, wisata kuliner atau apalah namanya. Bagi para pendatang rasa aman, nyaman dan asri adalah utama. sedangkan di Pantai Lumpur saat ini kumuh, bau busuk dan kemanannya juga masih patut dipertnayakan. Karena jangan salah jalan lintas, RE Martadinata adalah lalu lalang truk. Dan itu bagi pengunung kurang nyaman," kata Hendrik mengurai kondisi Pantai Lumpur saat ini.(ashadi ik/SINDO)





Mimpi Mengikis Kekumuhan Pantai Lumpur

Posted On 16.35 by pesona giri 0 komentar

Pantai Lumpur berada di jalur lingkar utara Kota Gresik, Jalan RE Martadinata. Tepatnya di pesisir Kelurahan Lumpur dan Kroman. Sebagai jalur alternatif menuju ke Pelabuhan Gresik. Juga lokasinya dekat dengan Pasar Kota hanya 1 kilometer serta alun-alun maupun Pendopo Kabupaten Gresik yaitu sekitar 1,5 kilometer.

Sebagai kawasan jantung kota, tentunya Pantai Lumpur cukup strategis dikembangkan. Strategis karena, Gresik minim fasilitas arena hiburan. Juga dinilai sebagai lokasi yang 'paling layak' untuk mewujudkan mimpi Pemerintahan Gresik mengembalikan fungsi sebagai pintu masuk kawasan Indonesia Timur yang pernah diwujudkan Nyi Ageng Pinatih.

Yang mana, saat itu, Nyi Ageng Pinatih mampu menjadikan kawasan pantai Gresik sebagai syahbandar, keluar masuk pedagang mancanegara. Sejarh mencatat, lokasinya diperkirakan berada di kisaran antara Pelabuhan Gresik hingga Kali Mireng di Kecamatan Manyar. Karena memang saat itu hamparan Gresik Utara langsung berbatasan dengan laut.

Seiring perkembangan peradaban, pelan dan pasti kawasan pantai Gresik Utara bergeser fungsi. Pergeseran itu disebabkan terjadinya reklamasi. Reklamasi untuk industri hingga reklamasi untuk pemenuhan kebutuhan tempat tinggal para pendatang Gresik.

Termasuk di kawasan Pantai Lumpur terjadi perubahan yang luar bisa. Selain sudah berdiri beberapa bangunan mega pabrik, juga ada pelabuhan. Bahkan, diperkirakan sampai saat ini total ada sekitar 10-12 pelabuhan. Termasuk terbaru dioperasikannya Pelabuhan Curah PT Gresik Jasa Tama (GJT), tempat bongkar muat batu bara.

Karena perubahan itulah, Pantai Lumpur yang menghampar dari Keluarajan Kroman hingga Kelurahan Lumpur dengan panjang 1.300 meter, berubah. Sudah menjorok mendekati pelabuhan PT Petrokimia Gresik dan Pelabuhan Curah PT Gresik Jasa Tama (GJT). Sirkulasi air saat ombak terjadi tidak lagi ada. Sampah pun kerap menyembul di permukaan.

"Pantai Lumpur jadi kotor, bau dan tidak steril," ujar Zamroni, 45, tokoh pemuda Keluarakan Lumpur.

Memang, Pantai Lumpur yang dahulunya masih terlihat hamparan pasir. Terlihat pula perahu nelayan bergerak indah mengikuti ombak. Namun, kesemuanya itu tinggal cerita. Pantai Lumpur yang sekarang penuh lumpur, berserakan sampah hingga menimbuhkan bau yang kurang sedap. Hal itu diperparah dengan berdirinya puluhan bangunan liar (bangli).

Kekumuhan itu terjadi banyak faktor. Selain faktor karakteriktik masyarakat sekitar, juga karena berdirinya industri. Bahkan, berdirinya Pelabuhan PT PG maupun PT GJT dinilai Hendrik Umardi Luhung, seniman Gresik yang tinggal di Jalan Sindujoyo Kelurahan Lumpur, ikut berperan menciptakan kekumuhan tersebut.

"Jadinya air laut tidak bebas. Kontur tanah pantai pun berubah. Berupa penuh sampah, tinja hingga barang kotor lain yang membuat kian beraromah bau busuknya," sindirnya.

Untung masih ada yang tersisa, hingga karakter Pantai Lumpur tetap ada. Pemandangan ratusan hingga ribuan deretan perahu nelayan warga Lumpur dan Kroman. Kemudian berdirinya lima bale, tempat mangkalnya para nelayan datang dan hendak melaut. Kelima bale tersebut, Bale Kambang atau Gede, Bale Purbo, Bale Cilik dan Bale Pesusuan serta satu bale milik nelayan Kroman yaitu Bale Keling.

Berangkat dari sejarah Nyi Ageng Pinatih dan didasari hasil studi banding ke beberapa kawasan, Badan Perencanaan Pembangunan daerah (Bappeda) membuat konsep berusaha mengembalikan fungsinya. Yaitu sebagai terminal nelayan serta mengembangkan konsep wisata kuliner dengan menawarkan berbagai produk warga Lumpur dan Kroman yang berbahan dasar ikan hasil tangkapan di laut.

Dengan estimasi Rp18 miliar hingga Rp20 miliar, Pantai Lumpur supaya dapat disulap menjadi seperti Ancol di Jakarta dengan sedikit mengadopsi Pantai Kenjeran dengan mengedepankan sebagai pusat penjualan warga Lumpur dan sekitarnya. Dinas Pekerjaan Umum (DPU) menjadi leading sector untuk mewujudkan hal itu.

"Mulanya kami ingin merubah, supaya kawasan Pantai Lumpur tidak kumuh," ujar Tugas Husni Syarwanto, Kepala DPU Gresik.

Pada tahun pertama, APBD 2007 dianggarkan Rp3,2 miliar. Karena menggunakan pola multiyears, APBD 2008 menganggarkan Rp5 miliar. Namun, rencana itu berantakan. Kendati studi kelayakan (feasibility study) sudah dilakukan, ternyata ratusan nelayan Lumpur dan Kroman merasa tidak dilibatkan. Mereka pun menolak rencana itu, karena mereka menilai tradisi melaut akan dipinggirkan. Puncaknya, sosialisasi oleh Sekda Husnul Khuluq di Bale Purbo ditinggalkan para nelayan.

Penolakan itulah yang kemudian menjadi evaluasi eksekutif. Salah satu yang dirubah, kata Tugas Husni Syarwanto adalah pola pendekatan ke warga. Bukan lagi pola sosialisasi bersama-sama, tetapi melakukan pendekatan dengan pola penyadaran dengan mengajak semua nelayan berdiskusi menyamakan persepsi.

"Hasilnya cukup berhasil," katanya.

Di APBD 2009 pun dianggrakan Rp7 miliar dan bahkan di APBD 2010 yang baru saja didok dianggarkan Rp1,4 miliar. Dana sebesar itu dipakai untuk pembangunan bale, pengurukan hingga lokasi peristirahan para nelayan. Juga direncanakan ada jogging track dan arena untuk arena wisata kuliner. Pembangunan tetap berjalan dan gejolak pun dapat diminimalisir.

"Kami harapkan tidak ada gejolak. Sebab, apa yang kami lakukan untuk kepentingan masyarakar Lumpur dan Kroman khususnya dan umumnya warga Gresik kota," tegas Tugas Husni Syarwanto optimis.(ashadi ik/SINDO)


Pantai Delegan, Kuta-nya Jawa Timur

Posted On 14.18 by pesona giri 0 komentar

Berangkat dari sekuel cerita yang dialamai SINDO sepekat lalu. Saat itu, dibuka sebuah blog milik 'Wong Gresik Ngeblog. Lagsung muncul pesona Pantai Delegan dengan judul 'Pantai Delegan, Wisata Gresik Setengah Hati'. Dalam tulisan singkat itu ditampilkan juga tiga foto yang cukup eksotik.

Bagaimana bentuk pasir putihnya Pantai Delegan yang bersih dipadu deburan ombak yang melandai membuat orang tertarik untuk datang ke pantai yang berada 35 kilometer dari Gresik kota. Namun, betapa kagetnya, tatkala membaca artikel yang ditulis si pemilik blog tersebut.

Si pemilik blog, seolah mengungkapkan, bila dirinya menyesal telah datang melihat Pantai Delegan. Sampai-sampai di pemilik blog, mengesankan, bila dirinya tidak terkesan sama sekali pesona pantai tersebut. Tetapi, di paragraf ketiga dari beberapa paragraf tulisan tentang Pantai Delegan, si pemilik blog seolah menyalahkan pihak terkait. Tidak disebutkan siapa pihak terkait tersebut, namun dia menyebut sarananya minim dan menyebutnya dipaksakan sebagai tempat wisata.

Kondisi yang dituliskan si pemilik blog tersebut memang tidak berlebihan. Kondisi Pantai Delegan saat ini memang ibarat 'ayam kehilangan induk. Sampai sekarang belum ada perbaikan infrastruktur yang mendasar, yang mana Pantai Delegan dapat disejajarkan dengan Wisata Bahari Lamongan (WBL). Lain sisi, pesona alam yang ada memang cukup menjanjikan dan tidak dapat dikesampingkan.

Jangan salah, bila WBL kala masih menjadi Tanjung Kodok, kondisinya juga tidak sebaik Pantai Delegan. Bahkan, pemandanganya (view) lebih menarik Pantai Delegan, karena pengunjung bisa langsung menjeburkan diri ke laut dan bentuk pasirnya juga putih. Hanya yang membedakan. Tanjung Kodok areanya cukup luas, sedangkan sekitar Pantai Delegan terlanjur sudah ada pemukiman. Sehingga banyak berdiri rumah-rumah warga.

"Kami akan perioritas pengembangan Pantai Delegan sebagai tempat wisata. Hanya sekarang terkendala pembebasan lahan," ujar Mighfar Syukur, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olaraga Gresik, kemarin.

Pantai Delegan memang beroptensi disulap menjadi Pantai Kuta. Selain, bukan termasuk lokasi baru bagi wisata rakyat Gresik. Semakin jadi perbincangan seiring dikembangkannya WBL. Lokasi keduanya berdekatan, hanya dipisahkan jarak kira-kira 8 kilometer.

Pantai Delegan berada di Desa Delegan, Kecamatan Panceng. Kira-kira kurang lebih 35 kilometer dari Kota Gresik dengan jalur Jalan Deandles. Dari Jalan Raya Deandles masuk ke Barat melewati perempatan Desa Prupuh, Kecamatan Panceng, jaraknya sekitar 2,5 kilometer.

Bila dilihat jarak tempuhnya cukup ekonomis. Cukup nyaman bila ditempuh dengan jalur motor, apalagi mobil. Bukan hanya warga Gresik, mereka yang tinggal di Kota Surabaya, Lamongan, Sidoarjo maupun Mojokerto dapat mencoba keindahan lokasi tersebut.

Pesisir itu memiliki sejuta pesona wisata. Pantainya yang landai dipadu pasir putih membuat pandangan seasri di Kuta. Debiran ombak kecil merambat seolah berkejaran-kejaran menghempas kaki-kaki kita hingga melahirkan buih-buih.

Dalam kondisi yang natural seperti saat ini, Pantai Delegan sudah menjadi primadona Pemerintahan Desa Delegan. Setiap bulannya pada hari-hari biasanya, pantai tersebut dikunjungi tidak kurang 500 orang. Bahkan, puncaknya saat hari libur sekolah, lebaran, tahun baru hingga natal, pengjungnya bisa mencapai hingga 800 orang sampai 1.000 orang.

Menjadi wisata alternatif, karena tarif masuknya murah. Pengakuan Kepala Desa Delegan, Kecamatan Panceng M Mujarodin, setiap bulannya pada hari-hari biasa pemasukan desa dari wisata tersebut mencapai Rp18 juta hingga Rp20 juta. Setiap pengunjung dikenakan tarif Rp2.500 perorang.

"Kalau hari-hari besar pendapatan desa sampai mencapai Rp30 juta lebih," katanya.

Tingginya animo masyarakat menimati Pantai Delegan, karena memang pantai delegan masih alami. Selain menikmati pantai, penghobi mancing di laut juga dapat melakukan melalui Pantai Delegan. Bahkan, tersedia penyewaan perahu untuk memancing. Selain itu pesisir Delegan kaya akan kerang-kerang-kerangan. Terdapat juga persewaan ban pelampung.

"Cukup indah. Saya juga pernah ke Bali, saya kira Pantai Delegan tidak kalah dengan Kuta Bali atau Dream Land di Pacatu, Nusa Dua, Bali," ujar Sadiman, 36, warga Perum Kedayang, Kecamatan Kebomas

Dakui atau tidak, walau kondisinya belum tersebut, namun denyut Delegan juga dirasakan warga sekitar. Sebab, denyut itu telah memacu pertumbuhan ekonomi. Diantaranya, warung makanan dan minuman juga persewaan perahu dan ban pelampung. Hidayah, 38, perempuan asal Desa Surowiti, Kecamatan Panceng itu mengaku sudah tiga tahun membuka gerai persewaan ban pelampung di Delegan. Selain dirinya, ada sepuluh orang lainnya yang membuka gerai serupa.

"Hasilnya lumayan. Kalau musim liburan sekolah begini bisa untuk mengasapi dapur," akunya.

Karena itu, warga sekitar Pantai Delegan maupun Gresik umumnya berharap pantai tersebut dapat dimaksimalkan. Bisa dengan mendatangkan investor untuk memoleskan, sehingga Delegan menjadi andalam wisata Gresik. Mengingat, sampai saat ini belum ada lokasi wisata di Gresik yang representatif eksotisnya maupun jadi idola warga Gresik yang mempunayi kesibukan yang luar biasa.(ashadi ik)