SELAMAT BERSELANCAR BLOGGING asyik_gr1

Kamis, 03 Maret 2011

Trotoar Wisata Religi Sunan Giri; Sedot Ratusan Juta, Kini Dipenuhi Rerumputan


19.17 |

Relokasi parkir kendaraan peziarah dari terminal bayangan Kawisanyar ke Sekarkurung diikuti dengan perbaikan fasilitas pendukung diantaranya trotoar pejalan kaki. Ratusan juta APBD digelontorkan ke proyek tersebut. Namun kini kondisinya cukup memprihatinkan.

Siang kemarin, serombongan bus bernopol Kudus, Jawa Tengah masukke Terminal Makan Sunan Giri di Desa Sekarkurung. Kendati terik mentari menyengat, para penumpang yang rata-rata berbaju koko dan berkopiyah berebut turun.

Diantaranya ada yang langsung menuju warung kopi untuk sekadar relaksasi, setelah menempuh perjalanan jauh. Ad juga yang langsung menyewa dokar yang banyak ditemui di terminal. Namun, tidak sedikit yang berjalan kaki, kendati untuk menuju Makam Sunan Giri jaraknyamasih sekitar 3 kilometer. Banyak juga yang ingin cepat sampai dengan naik ojek.

“Saya pilih jalan kaki saja. Lumayan untuk melemaskan kaki dan tubuh, setelah berjam-jam duduk,” aku Suparman, 34, peziarah dari Kudus.

Naik ojek untuk sekali jalan dengan 2 penumpang ongkosnya Rp4.000. Sedangkan untuk naik dokar satu penumpang Rp2.500. Sedangkan jalan kaki tidak perlu mengelurakan uang. Waktunya lebih lama sampai di makam Sunan Giri.

Kendati begitu, tidak semua pengunjung dari terminal bis Sekarkurung menuju situs makam Sunan Giri dengan naik kendaraan, baik ngojek maupun naik dokar. Alasannya, sudah berjam-jam naik di bis, sehingga butuh pelemasan kaki. Ada juga alasannya ingin bernapak tilas seperti saat jaman sunan dahulu.

Ironisnya, hamper sebagian besar enggan melewati jalan di trotoar yang sudah ada. Justru mereka memilih berjalan di ruas jalan. Keengganan mereka ternyata karena trotoar sepanjang 400 meter dari bibir pintu terminal itu ditumbuhi rumput, alang-alang dan tanaman perdu begitu rimbun. Rata-rata setinggi paha orang dewasa.

Para pengunjung khawatir diganggu hewan berbisa semacam ular, serangga dan yang lain. Bahkan sering juga trotoar itu digunakan parkiran dokar beberapa hari. Dengan kondisi itu, resiko peziara yang berjalan di badan jalan adalah mengganggu pengendara. Kendati belum ada data yang menyebut jumlah laka akibat berjalan di badan jalan, namunitu tetap bahaya.

“Ini berbahaya. Seharusnya pemda turun tangan untuk melakukan perbaikan,” ujar Abdul Salim, anggota BPD Giri, Kecamatan Kebomas.

Pernyataan Abdul Salim itu itu tidaklah berlebihan. Mengingat, selain kondisi itu menjadi pertaruhan layanan wisata Gresik, juga dibangun dengan biaya yang tidak sedikit. Bahkan, selain dari APBD Gresik juga digerojok dari APBN dalam program revitalisasi Wisata Religi Makam Sunan Giri dan Malik Ibrahim.

Saat itu, sekitar 2008, revitalisasi Makam Sunan Giri meliputi, perluasan jalan di Desa Kelangonan yang menelan dana hingga Rp6 miliar. Pembangunan trotoar dari Terminal Sekarkurung hingga Desa Kelanongan dengan estimasi biaya Rp1,2 miliar. Juga ada pembangunan jalan pintas di Desa Kelanongan yang biayanya tidak sedikit.

“Tapi untuk trotarnya sekarang rusak. Uda gitu dibiarkan. Ini justru merusak citra pelayanan wisata religi Gresik. Harusnya pemkab turun tangan dan jangan hanya diam,” ujar Yudi Santoso, Devisi Pemerintahan LSM Forum Kota (Forkot) Gresik.

Menyikpai hal itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup Gresik Siswadi Aprilianto ketika dihubungi melalui ponselnya berjanji akan mengecek lokasi. “Kami akan memerintahkan untuk turun sekaligus memfungsikan kembali trotoar tersebut dengan memotong rumput yang tumbuh diatas trotoar," ujarnya pendek.(ashadi ik)


You Might Also Like :


1 komentar:

Aremania mengatakan...

Tertibkan Tukang Ojek, Tukang Ojek Sunan Giri sangat Tidak Bermoral, suka ngebut, tidak menghormati pengguna Jalan lain, Tertibkan Dokar Jangan dekat2 dengan Makam Sunan Giri... Baunya Pesing banget... buat tempat pemberhentian lain agak jauh dari Makam Sunan Giri... Usahakan Peziarah Berjalan Kaki mulai Jalan Paving (Pertigaan) supaya Daerah sepanjang jalan Paving jadi berkembang,banyak peziarah melewati daerah tersebut dengan jalan kaki, banyak kios yang jual Oleh2, makanan khas gresik, cidera mata, kerajinan... gimana mau berkembang lewat daerah tersebut dengan Tukang ojek dan ngebut... gimana mau beli oleh2.. begitu turun dari makam sunan Giri langsung jadi rebutan Tukang Ojek...

Posting Komentar