SELAMAT BERSELANCAR BLOGGING asyik_gr1

Kamis, 03 Maret 2011

67 % Terumbu Karang Perairan Gresik Rusak


19.11 |

Kondisi terumbu karang di perairan Gresik cukup memprihatinkan. Sekitar 67 persen rusak parah, akibat dari pencematan air laut dan penggunaan jarring trawl. Ironisnya lagi, tidak ada dana APBD yang dialokasikan pemulihan biota laut itu.

Kepala Bidang Kelautan Dinas Kelautan, Pertanian dan Perikanan (DKPP) Gresik, Iwan Lukito mengatakan, dari 83,5 hektare (ha) terumbu karang di laut Gresik, 67 persennya saat ini sudah rusak. Sebagian besar kerusakan terjadi di tepi laut atau daerah pesisir pantai dari Kebomas hingga Panceng.

“Terumbu karang itu mengalami coral bleaching atau pemutihan, dan perusakan oleh manusia. Sehingga, karang mati. Pemutihan karang terjadi karena polutan atau pencemaran dan global warming,” terangnya, kemarin.

Apalagi, lanjut Iwan Lukito, tingkat polusi laut Gresik sudah luar biasa, termasuk kapal buang sampah seperti oli di laut, dan limbah pabrik juga tinggi. Hal itu diperparah lagi pemanasan global. Karang-karang mati kemudian oleh penduduk dijadikan bahan bangunan.

“Kerusakan terumbu karang, efeknya jumlah populasi ikan kurang. Diantaranya hilangnya populasi kakap merah, sehingga mempngaruhi produksi ikan laut bagi nelayan Gresik. Terumbu karang memang habitat ikan, untuk bertelur dan mencari makan. S


udah dua tahun terakhir, populasi kakap merah di Gresik sudah menghilang,” ungkapnya.

Ironisnya, terumbu karang yang pernah dibuat sekarang sudah dirusak oleh trawl dan ditabrak kapal. Diantaranya, di Desa Ngimboh Kecamatan Ujungpangkah. DKPP Gresik sudah berupaya membuat sembilan titik terumbu karang, dan ikan kakap merah sudah banyak berdatangan, tapi kini sudah rusak kembali.

“Saat ini kondisi terumbu karang di Gresik yang masih bagus hanyalah di perairan Bawean. Sekitar 80 persen terumbu karang di Bawean masih bagus, karena memang di sana tidak ada pemcemaran,” tandas Iwan.

Disinggung anggaran perbaikan karang, Iwan mengatakan, pengajuannya ditolak panitia anggaran. Karena, besarnya APBD terbatas, sehingga tidak ada sepeserpun anggaran untuk pemulihan biota karang di Gresik dari APBD.

“Tapi kami akan usahakan bantuan dari pemprov maupun Kementerian Kelautan. Semoga ada bantuan yang bias dipakai untuk memperbaiki trumbu karang di Gresik,” tegas dia.

Sedangkan, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Siswadi Aprilianto mengatakan, bila trumbu karang itu rusak akibat adanya sejumlah industri besar yang membuang limbah cairnya ke laut. Padahal, harusnya sebelum dibuang ke laut harus ada proses yang dilalui.

“Izinnya dari Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) langsung, sebelum limbah dibuang ke laut tentu diolah dulu, hingga berada di bawah kadar berbahaya. Jika belum aman, tidak boleh limbah-limbah tersebut di buang ke laut,” terang Siswadi.(ashadi ik/SINDO)


You Might Also Like :


0 komentar:

Posting Komentar